Sunday, July 14, 2013

belajar kehidupan



Ini kisah di jaman modern. 

Ada seorang remaja, baru saja menamatkan pendidikan menengahnya, di sekolah terpencil jauh dari kota. Enam tahun mukim di situ, menuntut ilmu, ia merasa sudah memiliki bekal pengetahuan yang cukup, dan akan menerapkannya di kehidupan nyata, ia ingin pergi ke kota.

Ia pamitan kepada guru, yang sudah seperti orang tua sendiri. Guru berpesan, "kami telah banyak memberikan pelajaran di kelas, namun belum banyak memberikan pelajaran nyata, harus kau pelajari sendiri di kehidupan nyata. Jika engkau memerlukan kami, datanglah, sekolah kami tetap terbuka untukmu".

Pagi sekali, masih gelap, ia berjalan meninggalkan sekolah, sendirian, ada rasa kesepian, ragu. Ia menyetop kendaraan angkutan desa yang menuju ke stasiun kereta api, naik, sudah penuh rupanya, tapi para penumpang dengan senang hati bergeser, menawarkan tempat duduk, bangku duduk yang sedianya untuk 5 orang diduduki 6 orang, berdesakan, namun semua gembira. Ini nenek bawa pisang rebus, silahkan makan, ini, adik bawa minuman teh gula jawa, silahkan minum, sedap, kenyang. 

Ini pelajaran alam nyata pertama yang diterimanya, tentang perilaku, bahwa “keluarga” baru akan ada, yang akan menerima dan menyayangi, hidup harus tolong menolong, kebahagiaan sejati didapat saat melihat orang lain bahagia, lebih lagi jika karena pemberian kita, ini dirasa sesuai dengan pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
 
Tiba di stasion kereta api, sudah agak terang, lelah, ia antri membeli karcis murah, kelas ekonomi. Ia naik kereta api, penuh juga, namun lagi-lagi ia disapa dengan ramah, diberi tempat duduk. Rasa lelah hilang, gembira, sepanjang jalan dihibur oleh banyak group musik, bergantian, yang bermain sambil berjalan, juga banyak yang menjajakan makanan dan barang keperluan penumpang, nikmatnya hidup ini, makin mantap pada pelajarannya. 

Ia dapat pelajaran kedua, yang sesuai dengan pelajaran kelas.

Dari stasion kereta api, ia pergi ke pusat kota. Hebat kota, di tepi jalan berderet bangunan menjulang tinggi, bentuknya seperti gedung sarang burung walet di kampungnya, sama-sama tidak ada jendelanya, bedanya ini terbuat dari kaca dan tinggi sekali, gimana isi dalamnya ya?  Di jalanan banyak mobil bagus lalu lalang, tapi juga tidak ada jendelanya (tertutup), sepeda motor juga banyak, juga tidak kelihatan muka pengemudinya (memakai helm kaca gelap), disini tak ada tatapan sayang, tak ada sapa ramah.

Wow!, tiba-tiba ia ingin buang air kecil, dia melihat sekeliling, tidak ada yang menatap ramah, tak ada yang dapat diminta bantuan seperti di kampungnya, gimana ya?  Setengah berlari ia menuju ke gedung tinggi, ingin masuk, tapi, di depan pintu ada beberapa penjaga gagah berwajah garang, dari tatapannya mengatakan engkau jangan kesini, urung masuk ke dalam. 

Ia dapat pelajaran alam ketiga yang tidak menggembirakan, tentang perilaku manusai kota, yang belum diajarkan di sekolah. 

Ia kembali ke stasion kereta api, antri karcis, kali ini kereta bagus. Kebanyakan calon penumpang berpenampilan rapi, cantik, gagah, berjajar menunggu kereta datang.  Kereta datang, semua bergerak menuju pintu kereta, semuanya, yang cantik, yang gagah, berebut masuk berdesakan, tak peduli ada nenek, kakek, anak kecil, apalagi terhadap si remaja polos ini. 

Ia dapat pelajaran alam keempat, bahwa hidup itu mementingkan diri sendiri, jangan peduli orang lain, kalau perlu berebut, jangan peduli pada yang lemah. Namun hati kecilnya tidak dapat menerima.

Ia bingung, mana yang benar, mana yang harus diikuti. 

Ia ingin pulang kembali ke sekolahnya semula, rasanya pelajaran yang diterimanya belum cukup, masih banyak yang harus dipelajari, ia ingin belajar di kelas alam yang lain, yang masih ada keramahan, kasih sayang, tolong menolong, bukan yang seperti dilihatnya di kota.

Namun sayang, kelas alam ke dua diatas, kereta api kelas ekonomi, kabarnya akan dihilangkan. Akan tidak ada lagi kelas alam di kereta yang mengajarkan keramahan, tolong menolong, berbagi keceriaan. Yang ada pengajaran tentang mementingkan diri sendiri, berebutan, saling sikut, yang terpinggir, yang lemah, yang kekurangan, yang memang tidak indah dilihat, yang mustinya ditolong malah disingkirkan. 

Sangat terpuji jika rencana penghilangan tidak jadi dilaksanakan, masih diperlukan pelajaran nyata tentang tolong menolong, keramahan, dan berbagi keceriaan, sebagai alternatif proses perubahan perilaku positif. 
Semoga

Friday, July 12, 2013

cara efektif Ngepel lantai




*aplikasi langkah mudah memecahkan masalah
Kita senang jika melihat lantai tampak bersih mengkilat harum, namun kenyataannya kadang ada bagian yang buram lengket berminyak, biasanya disekitar dapur. Ya, itu namanya masalah, suatu keadaan / kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan atau standar kita (prof Azrul Azwar: standar mutu). 

Mengapa bisa terjadi?

Mari kita Amati. Ternyata diatas lantai ada lapisan kotoran yang menyatu dengan lemak. Permukaan lantai tidak benar-benar rata, ada banyak lubang halus (pori), ribuan, jutaan mungkin, lemak bersama kotoran masuk ke dalamnya sehingga susah dihilangkan.

Alat pel biasanya terdiri dari kain pel berserat halus lembut, ember plastik, air, dan cairan pembersih. Proses mengepel diawali mengisi ember dengan air setengahnya atau kurang, ditambahkan cairan pembersih lantai, kemudian kain pel dicelupkan, diperas kuat (biasanya pakai tangan, tercemar), mulai ngepel, dicelupkan lagi, dikucek diperas, berulang.

Mengapa kotoran tidak bisa terangkat?

Campuran pekat lemak dan kotoran hanya dapat dihilangkan dengan cara kimiawi (diluruhkan), kemudian dikikis menggunakan bahan yang kuat. Lemak lebih ringan dari air, mengambang diatas air yang banyak, saat mengepel biasanya tak cukup banyak air sehingga lemak tidak lepas mengambang, malah makin melekat. Cairan pembersih lantai telah mengandung bahan peluruh kotoran dan semacam lilin untuk menutupi pori.  Membersihkan lantai tidak cukup efektif jika menggunakan alat dan cara biasa. 


Bagaimana caranya agar lebih efektif?


Perlu sikat atau kain pel yang berserat kuat, air lebih banyak (seperti mencuci mobil), dan merubah cara melepas kotoran dari kain pel.

Saat ini tersedia kain pel yang berserat haus namun kuat, ScothBrite warnanya kuning lengkap gagang harga Rp80.000, tahan dipakai hingga 30.000 m2 (setahun rumah sedang), juga ember pel lengkap pemeras, Claris power mopbacket harga Rp80.000, tahan dipakai lebih 5 tahun, bisa dibeli di supermarket Carrefure, SuperIndo dan RumahKita. Jika dihitung biaya pembelian dibagi lama waktu pemakaian, perbulan hanya Rp7.000, murah dibandingkan hasilnya yang maksimal.

Cara ngepel yang lebih efektif, pertama ember diisi air minimal ¾ bagian, tuang cairan pembersih lantai secukupnya jangan berlebih bisa lengket (jika lantai kotor/berminyak, tambah deterjen cair 1-2 tetes), masukkan kain pel, putar-putar gagang pel arah kanan kiri menggunakan telapak tangan, angkat masukkan ke lubang peras, putar pelan (jangan ditekan), setelah mengumpul tekan pelan hingga ½ air keluar (masih banyak air), lalu mulai mengepel dengan gerakan seperti menyapu arah kekanan kekiri sambil bergerak mundur (jangan arah maju mundur, kotoran bisa tertinggal), celupkan kain pel ke ember, putar kuat gagang pel kekanan kekiri hingga kotoran terlempar keluar dari kain pel, angkat masukkan ke lubang peras, putar tanpa tekanan, setelah mengumpul tekan kuat hingga air sebanyak mungkin keluar, angkat, ngepel (gosok-gosok) sambil menyerap air dilantai tadi (terserap bersama kotoran), angkat celup putar kuat, berulang. Air di ember akan tampak lebih keruh yang menandakan lebih banyak kotoran yang terangkat dari lantai.

Cara ini juga baik juga untuk membersihkan meja, furniture dsb, lap kanebo diberi air, peras setengah, beri 1 tetes pembersih lantai (atau celup lap ke gayung berisi air+cairan pembersih), mulai ngelap meja sambil ditekan hingga air keluar, angkat peras habis, ngelap kedua gosok kanan kiri sambil mundur atau gerakan memutar mulai tepi meja berangsur kedalam, air bersama kotoran terserap. Sekejap meja tampak bersih mengkilat harum.

Dengan cara diatas memang perlu tenaga lebih banyak, bisa berkeringat, namun terobati manakala melihat lantai telah bersih mengkilat, harum, kesat diinjak, tangan tidak tercemar, plus olahrga, 

Ayo mencoba, kemudian beri masukkan untuk memperkaya tulisan ini.

Langkah mudah memecahkan masalah, Amati, Simpulkan, Ujudkan
Pengamatan tanpa kesimpulan rasanya tak lengkap, kesimpulan tanpa pengamatan mendalam bisa jauh dari kebenaran, pengamatan dan kesimpulan tanpa diujudkan merupakan kerja sia-sia, ujudkan tanpa pengamatan dan kesimpulan bisa jauh dari harapan. (aten-asri)

(atenSuharto)  as130314

sholat sehat



*langkah mudah memecahkan masalah

Sehat menjadi dambaan semua, untuk mendapatkannya berbagai cara ditempuh, diantaranya dengan melakukan gerakan fisik (olah raga). Dalam kehidupan modern ini memang tidak banyak memerlukan gerakan fisik, akibatnya tubuh secara alamiah berangsur menyesuaikan diri, masa dan kekuatan otot dan tulang menurun. 

Memang dengan rutin melakukan gerakan fisik tertentu dengan bobot dan atau frekuensi yang lebih tinggi dari keseharian, kekuatan fisik akan terjaga bahkan dapat semakin meningkat, tubuh khususnya otot secara alami akan menjadi lebih kuat.  Namun untuk menjaga intensitas dan rutinitas bukan suatu hal yang mudah, bahkan  banyak yang kemudian berhenti.

Sebenarnya tanpa disadari, kita secara rutin telah melakukan gerakan fisik yakni saat melakukan Sholat, hanya saja intensitasnya kurang memadai dan belum diniatkan untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan. Ada 5 kesempatan sehari, dan 4 gerakan Sholat yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan,  yakni bangun berdiri,  rukuk, sujud, dan salam.
Dengan meningkatkan intensitas gerakan bangun berdiri dapat menguatkan tubuh bagian bawah, rukuk meregangkan ruas tulang punggung baik untuk persyarafan, sujud menguatkan tubuh bagian atas, salam menguatkan leher dan punggung.

Ayo coba, saat bangun berdiri lakukan dengan sepelan mungkin, saat merebah rukuk biarkan lepas tidak lagi ditahan tangan, saat merebah sujud lakukan sepelan mungkin gunakan hanya tangan sebagai penahan tidak lagi gunakan dengkul dan otot punggung, saat salam gerakkan juga badan tidak hanya kepala dan leher.

Jika dilakukan rutin, dari pengalaman pada bulan pertama telah dirasa adanya perubahan, otot semakin kuat padat lentur, aliran darah balik makin lancar karena terdorong oleh gerakan otot. Jika merasa sudah semakin kuat, setelah selesai Sholat, dapat ulangi gerakan lebih cepat, sampai lelah.
 
Gerakan ini sangat baik untuk usia lanjut dan yang merasa kekuatan fisiknya menurun, juga untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Bagi orang tua, keluhan kesemutan, pegal-pegal, sakit otot, mudahan berangsur menjauh. 

Selamat mencoba, beribadah manfaat plus.

         (atenSuharto)  as130223

jiwa dan raga manusia



J0iwa dan raga manusia ibarat burung dan sangkarnya

Jika sangkar kuat, bersih, harum, maka burung akan gembira, betah didalamnya, berkicau, tak ingin pergi keluar meski pintu kandang dibuka, namun jika sangkar tak terawat, rapuh, bau tidak sedap, maka burung tak nyaman, murung, ĺesu, tak betah kemudian berusaha keluar dan terbang bebas.

Sangkar dirawat oleh pemilik burung, sedangkan yang merawat raga manusia adalah jiwa yang berada di dalam raga.  
 
(sumber: tabib Darman, gunung putri)  as130210